Azhar Ibrahim, Memikir-ulang Tradisi untuk Pembaharuan, Strategic Information and Research Development Centre, 2019


Buku ini melewati semula agenda pembaharuan dengan menelesuri tradisi yang tercerah, yang tersudut dalam sejarah serta harus dapat dikembalikan peranannya tanpa pula kita terjebak meromantiskannya, yang mengidamkan pulang ke tradisi semata-mata sebagai jalan keluar dari segala kemelut dan permasalahan yang kita hadapi. Pembaharuan akan bisa berakar sekiranya tampil di kalangan agamawan dan aktivis-santri yang bukan sahaja teryakin dari gagasan reformis, tetapi juga datang dari sekelompok tradisionalis yang tercerah.

Yang terakhir ini dapat membedakan peranan tradisi yang dinamis sifatnya, sebagai gerak nilai dan budaya yang mampu menawarkan nilai-nilai ulung dan universal sepanjang perjalanan sejarah, tanpa terikat dengan pola pemikiran sesuatu zaman. Yang paling jelas, pembaharuan tradisi agama akan terbantut selagi agama tidak bergerak dalam ranah yang bebas, yakni dibelenggu dengan hegemoni konservatisme yang pantang mendengar ungkapan baru yang tidak selari dengan ideologi mereka, ataupun wacana itu sendiri senang dikotak-katikkan oleh pihak berwewenang, yang lebih cenderung untuk memaksakan fahaman dominan ke atas semua, atas nama mengekalkan kemurniaan dan kepersatuan agama dan jemaahnya.